Apa itu Efek Sarden?

Mar 04, 2024Tinggalkan pesan

Efek sarden, yang juga dikenal sebagai efek lele, mengacu pada pengenalan awal pesaing eksternal, yang sering kali mengaktifkan vitalitas internal. Sementara membuat lele mengaduk lingkungan hidup sarden, ia juga mengaktifkan kemampuan bertahan hidup sarden, yang dapat dikatakan sebagai insentif negatif untuk memecahkan masalah. Secara khusus, penggalian mengacu pada departemen organisasi dan manajemen yang mengaktifkan vitalitas karyawan yang ada dengan memperkenalkan bakat luar biasa.


Pencerahan efek sarden
1. Nelayan: Efek sarden bagi "nelayan" adalah penerapan sarana insentif. Nelayan menggunakan ikan lele sebagai insentif untuk mendorong ikan sarden berenang terus-menerus guna memastikan ikan sarden tetap hidup, sehingga memperoleh manfaat yang maksimal. Dalam manajemen perusahaan, manajer perlu memperkenalkan bakat ikan lele untuk mencapai tujuan manajemen, guna mengubah situasi perusahaan yang relatif stagnan.
2. Catfish: Efek sarden untuk "catfish" adalah realisasi diri. Bakat tipe catfish diperlukan untuk manajemen perusahaan dan muncul dari kebutuhan untuk mendapatkan ruang bertahan hidup, daripada memiliki motivasi yang baik sejak awal. Bagi bakat tipe catfish, aktualisasi diri selalu menjadi yang paling mendasar.
3. Ikan Sarden: Efek sarden untuk "ikan sarden" adalah kurangnya kesadaran akan kesulitan. Rasa kesulitan yang dirasakan karyawan ikan sarden terlalu menghakimi, dan mereka mengejar stabilitas secara membabi buta, tetapi situasi kehidupan yang sebenarnya adalah ikan sarden tidak diizinkan untuk memiliki momen kedamaian. Jika "ikan sarden" tidak ingin mati lemas, mereka harus dan wajib menjadi aktif dan secara aktif mencari jalan keluar baru.


Efek catfish telah menjadi salah satu langkah efektif bagi manajemen perusahaan untuk merangsang vitalitas karyawan. Efek catfish telah diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia dan aktivitas kepemimpinan, termasuk pembentukan mekanisme kompetitif, penempatan individu yang cakap, dan perubahan gaya kepemimpinan. Ketika pekerjaan organisasi mencapai keadaan yang relatif stabil, itu sering kali berarti penurunan semangat kerja karyawan. Kolektif yang "harmonis" belum tentu kolektif yang efisien, dan pada saat ini, "efek catfish" akan memainkan peran "medis" yang baik. Jika selalu ada sosok seperti catfish dalam suatu organisasi, niscaya itu akan mengaktifkan tim karyawan dan meningkatkan kinerja kerja.